November 23, 2010

Tanpa Tujuan Akhir

pukul 5:57:00 PM

Aku berjalan tanpa tujuan yang pasti, tanpa mimpi dan harapan. Banyak orang yang berpikir mereka tau kemana tujuan terakhirku, tetapi nyatanya tidak. Mereka selalu berpikir betapa beruntungnya aku saat ini, tanpa memikirkan gimana jatuh bangunnya aku dulu untuk mendapatkan hasil seperti ini dan gimana aku jumpalitan untuk mempertahankan apa yang aku dapatkan sekarang.

Tujuanku memang tak ada, walaupun segala langkahku kuperhitungkan matang-matang. Ku berjalan di tempat yang tak benar-benar aku sukai, ku bertahan di tempat yang orang pikir tak mungkin bagiku, itu semua hanya karena satu alasan karena aku 'butuh'. Butuh untuk bertahan hidup, butuh untuk mempertahankan diriku sendiri. Bukan, bukan bertahan tujuan akhirku. Bertahan itu bukan tujuan, tetapi penopangku saat melangkah.

Mimpi? Aku punya mimpi, tapi sudah tersimpan jauh-jauh di ingatan. Ada orang yang bilang, "kita harus punya mimpi, orang yang nggak punya mimpi itu nggak akan benar-benar hidup!". Dan saya hanya tersenyum mendengar semua itu. Bermimpilah kalau kamu yakin kamu bisa mewujudkannya, Tapi jangan bermimpi kalau kamu hanya diam! Dan nyatanya semua orang hanya bermimpi, tanpa melakukan apapun. Betul tidak? Bukan berarti saya tidak melakukan apapun, untuk mendapatkan mimpi-mimpiku (dulu)! Tapi mewujudkan sesuatu yang hanya mungkin terwujud di dalam mimpi itu percuma. Kita punya kemampuan dan mau bekerja keras, tetapi bila tanpa restu/dukungan, (terkadang) tanpa uang, tanpa dewi fortuna, tanpa kesempatan dan tentunya tanpa kehendak Tuhan semua kerja keras akan sia-sia.

"kamu harusnya berdoa supaya keinginananmu terwujud! Tuhan selalu mendengar dan mengabulkan semua doa umatnya." Kata teman saya. Ya Tuhan memang mendengar semua doa umatnya, tetapi kalau mengabulkan semua doa umatnya mungkin tidak! Aku pernah bertanya kepada temanku ketika itu sedang turun hujan deras, "kamu tadi meminta pada Tuhan supaya hujannya berhenti, tapi nyatanya hujannya makin deras!". Tapi dia tetap yakin hujannya akan segera berhenti, dan nyatanya hingga malam hujannya hingga malam tak berhenti bahkan makin deras. Halooo Tuhan itu buka doraemon yang punya kantong ajaib, dan kamu bukan nobita yang harus diturutin permintaannya. Tuhan itu tidak pernah berkewajiban mengabulkan segala permintaanmu! Tuhan tak selalu mengabulkan doamu tapi Tuhan selalu menjawab keinginanmu. Jadi Tuhan tak berkewajiban mewujudkan mimpi-mimpimu, tapi yakin deh dia selalu menunjukkan jalan yang lebih baik, yang mungkin baru kamu sadari setelah melewati jalan itu.

Ya, aku selalu mengalami yang seperti itu hampir berulang-ulang. Aku adalah orang yang minim dukungan dan kemampuan, tak pernah berlimpah materi (namun cukup), tak seberuntung kakak ku, dan kadang Tuhan punya renca lain buat aku, dari pada sekedar mewujudkan mimpi-mimpiku. Gagal di tes masuk SMP negeri, dan aku ulangi lagi saat tes masuk SMA, ikut les nari nggak bakat, ikut les bass mandeg di tengah jalan. Hem, itu masih terus dibahas semua orang sampai sekarang. Aku lakukan semuanya hanya untuk mimpi, dan aku dipermalukan juga oleh 'mimpi'. Masih keinget jelas kata-kata dari mulut mereka yang nggak enak, "anak saya nggak les, nggak belajar, main PS terus, bisa masuk SMA $!@ . " kata tante tetangga yang nyindir mamaku gara-gara aku yang hampir tiap hari les nggak bisa masuk negeri. Atau yang lain, "si B itu jago banget main bass padahal dia nggak les di purw*c*r*k*, kamu yang les harusnya lebih jago dong!" plis deh, talk to my hand! grrrrr…..

Tapi paling nggak dibalik kalimat-kalimat miring yang menohok hati itu aku tak berhenti berjalan, sekalipun harus berjalan diatas kegagalanku. Hahahaha lucu, Tuhan selalu memberiku jalan yang lain, yang nggak sama kayak yang aku harapkan. Ketika aku nggak ngarep masuk PTN, malah jebol PTN. Waktu itu padahal sudah berharap masuk swasta aja, kan banyak temennya kalau masuk univ swasta. Secara teman-teman SMA banyak yang daftar swasta dari pada negeri. Eh, kok Tuhan malah ngelempar saya ke UNAIR. Tidak sesuai dengan mimpi dan harapanku lagi bukan? Dan sebenarnya ini bukan jurusan yang saya mau, tapi bukan yang orang tua saya mau juga, dan ini juga bukan pilihan kedua. Sistem Informsi adalah pilihan pertama saya, tentunya dengan pertimbangan yang mateng.

  1. S1 Sistem Informasi UNAIR masih baru saat itu, katanya kalau angkatan yang awal-awal gitu bisa cepet lulusnya, katanya sih buat akreditasi
  2. Banyaknya yang bilang, masuk jurusan yang ada teknologinya itu gampang cari kerjaan
  3. Cuma dapet ijin kuliah di Surabaya, secara di kota lain ongkos hidupnya lebih gede
  4. Nggak mungkin daftar ITS dengan kemampuan ku yang cupu (tapi bukan berarti UNAIR cupu lhoo!)
  5. Males belajar mata pelajaran IPS untuk masuk Psikologi atau akuntansi, lagian saingannya makin banyak cui! Iya kalo belajar, pasti keterima, kalo nggak gimana? (menurut pengalaman pribadi yang gagal meskipun sudah belajar 24 jam sehari)
  6. Nggak suka biologi dan kimia, jurusan IPA apa lagi di UNAIR yang nggak pake biologi dan kimia selain sistem informasi? Hayooo…. Hayooo..


     

Ahahaha, bener-bener nggak punya tujuan akhir kalau kayak gini. Setelah lulus mau kemana, juga belum tahu. Yah, maunya sih dapat kerjaan yang sesuai tulisan di ijazah. Dan maunya sih kuliahnya cepet lulus. Amiiiiiinnnn!!

Tapi sesungguhnya aku nggak bener-bener perduli juga sih dengan tujuan akhir, cukup berhenti di rumah-rumah singgah aja, menikmati kehidupan yang seperti ini, dan melangkah lagi ke tempat yang lain ketika mulai jenuh, kecewa, atau mungkin sudah terlalu bahagia. Terus berjalan, tanpa menemui ujung, agar terus maju, dan menyesuaikan diri mengikuti bumi yang terus berputar. :D


 

Posting pertama di kamar kosan tersayang

Semoga betah ngekos di sini :P

0 komentar ajaib:

Post a Comment

 

Pankkaebi Blog! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review