September 19, 2014

Surat untuk mu temanku

pukul 3:53:00 PM


Dear, temanku tersayang setelah pertemanan kita beberapa tahun ini, mungkin saatnya aku mulai mengucapkan perpisahan kepada mu. Setelah tahun-tahun berlalu, mungkin tiba saatnya aku ingin mengakhiri pertemanan ini. Ya, bukan sekedar perpisahan karena terbatas ruang dan waktu, tetapi juga memutus tali pertemanan ini.
Anggap saja aku kejam, jahat dan egois. Toh Memang aku yang salah, seharusnya aku tidak memulai pertemanan ini dari awal. Sehingga aku tidak menumpuk semuanya dalam hati dan berakhir luka di antara kita.
Teman, aku harap kamu menemukan teman yang lebih baik dari aku, yang lebih sabar dan pengertian, serta tidak tempramental seperti aku.
Teman beberapa hal yang harus kamu ingat agar teman mu yang lain tidak meninggalkan mu seperti aku dan beberapa temanmu yang sebelumnya. Pertama, Teman mengikuti sesuatu yang trend itu boleh, menyukai sesuatu yang orang lain suka boleh. Tetapi jangan melupakan dirimu sendiri, jangan lupa bahwa setiap manusia itu unik, sehingga bergaya seperti orang lain yang sebenarnya bukan dirimu itu sangat menggangu. Kedua, tetaplah pada pendirian mu, bagaimana orang bisa mempercayai mu jika hari ini kamu bilang A dan besok kamu B dan bulan depan sudah menjadi Z. Aku tau itu bukan kebohongan, tapi ketidak sesuaian ucapanmu menimbulkan efek samping yang sama seperti kebohongan. Ketiga, kata kan tidak bisa ketika kamu tidak bisa, jangan memaksakan diri mengatakan bisa kemudian mengerjakan sendiri yang ternyata hasilnya harus dipertanggung jawabkan ulang oleh temanmu yang lain, dan tolong jangan mengakui pekerjaan orang lain sebagai pekerjaan mu. Kelima, jangan berkata berlebihan, semuanya memang manis untuk dirimu ketika kamu berkata berlebihan, kamu merasa semua orang mendengarkan mu dengan takjub, mengelu-elukan namamu tepat ditelingamu.Tapi naas, mereka tertawa dibelakangmu. Sekali lagi kami tau kamu tidak berbohong teman, tapi efek samping yang kamu hasil kan sama dengan berbohong. Keenam, yang terakhir, perlakukan teman-temanmu dengan baik, hidup ini take and give, kamu boleh banyak memberi tapi jangan banyak meminta sedikit memberi. Jangan lah sembunyi-sembunyi menerima keuntungan tanpa berbagi dengan yang lain, tetapi menuntut yang lain berbagi keuntungan. Jangan berbagi keuntungan hanya kepada yang berbagi pada mu.
Setelah sekian tahun, aku lelah dengan semua ini. Aku tau teman harus menerima sisi positif dan negatif. Tapi sisi negatif telah menghantam kesabaran ku berkali-kali. Aku lelah dengan beberapa pencitraan ketika kita bertengkar, menggunakan sisi lemah mu yang akhirnya melemahkan ku. Aku jenuh dengan bualan mu yang seolah-olah aku ini bodoh yang mempercayai bualan mu.
Seharusnya sesuai teori-teori yang beredar, aku tidak boleh diam atau berbicara dibelakangmu atau bahkan meninggalkanmu,  tetapi aku harus memberitahu mu agar kau bisa berubah. Tapi teori itu omong kosong. Bagaimana aku bisa memberitahu mu ketika kamu merasa kamu tidak seperti itu? Kemudian aku berakhir diam. Bagaimana aku bisa memberitahu mu ketika telingamu tidak bisa menampung seinci kritikan? Kemudian kritikanku kepadamu  meluap tepat pada orang-orang yang berada di belakangmu. Baagaimana aku harus terus memberitahu mu ketika kamu tidak mengakui kekuranganmu dan memperbaiki dirimu?. Kemudian aku mulai lelah berdiri di sampingmu memberitahu mu dan membelamu, hingga aku memutuskan untuk meninggalkan ku.
Teman, aku tidak mengatakan bahwa aku sempurna, bahwa sikapku tidak pernah melukai mu, bahwa aku tidak sama jeleknya seperti mu. Ya, aku juga memiliki watak yang buruk, mungkin watakku  yang buruk ini sehingga aku tak mau berteman dengan mu lagi... dan lagi.
Teman... maafkan aku yang tidak mampu lagi untuk berteman baik dengan kamu lagi.

Dari aku (yang dulu) teman baik mu


cr pic : @photobucket

0 komentar ajaib:

Post a Comment

 

Pankkaebi Blog! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review